Selamat Datang!

Terima kasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan komentar, OK!

Tab

Sabtu, 09 April 2011

Berpikir Kritis


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG
Berpikir kritis merupakan hal yang mendasar diperlukan seseorang dalam pemecahan masalah. Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah  adalah kemampuan mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan keperawatan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan perubahan. Perawat pada semua tingkatan posisi klinis harus memiliki kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang efektif, baik sebagai pelaksana/staf maupun  sebagai pemimpin.
           
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk sinonim. Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan keputusan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang sistematis dalam memilih  alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai dengan situasi masalah.

Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses pengambilan keputusan, yang difokuskan untuk mencoba memecahkan masalah secepatnya. Masalah dapat digambarkan sebagai kesenjangan diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya ada”.  Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki kemampuan berfikir kritis dan mengembangkan dirinya dengan adanya bimbingan dan role model di lingkungan kerjanya.

1.2 MANFAAT PENULISAN
Sebagai seorang mahasiswa atau khususny seorang calon perawat, tulisan ini akan memberikan beberapa manfaat :
  1. Memberikan penjelasan tentang berpikir kritis
  2. Memberikan gambaran tentang aspek – aspek yang ada dalam proses berpikir kritis.
1.3 TUJUAN PENULISAN
Setelah membaca tulisan ini, diharapkan kepada para pembaca :
  1. Agar mengetahui tentang konsep berpikir kritis.
  2. Agar mengetahui tentang aspek – aspek dalam brpikir kritis.
 
BAB II
PEMBAHASAN


2.1 PENGERTIAN
Berpikir kritis merupakan proses yang penuh makna untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam membuat suatu keputusan. Proses tersebut memberikan berbagai alasan sebagai pertimbangan dalam menentukan bukti, konteks, konseptualisasi, metode dan kriteria yang sesuai (American Philosophical Association, 1990) .
Berpikir kritis merupakan salah satu dari tipe berpikir. Banyak pakar yang mendefinisikan berpikir kritis sebagai berikut :
Arthur L. Costa (1985) menggambarkan bahwa berpikir kritis adalah menggunakan proses berpikir dasar untuk menganalisis argumen dan menghasilkan wawasan tentang arti tertentu dan interpretasi.
R.Matindas (1996) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah aktivitas mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran pernyataan yang bersangkutan.
Matindas Juga mengungkapkan bahwa banyak orang yang tidak terlalu membedakan antara berpikir kritis dan berpikir logis padahal ada perbedaan besar antara keduanya yakni bahwa berpikir kritis dilakukan untuk membuat keputusan sedangkan berpikir logis hanya dibutuhkan untuk membuat kesimpulan. Pada dasarnya pemikiran kritis menyangkut pula pemikiran logis yang diteruskan dengan pengambilan keputusan. Berpikir kritis adalah proses untuk mengaplikasikan, menghubungkan, menciptakan, atau mengevaluasi informasi yang dikumpulkan secara aktif dan trampil (Abraham,2004) .
Berfikir kritis adalah cara berfikir yang reflektif, beralasan yang difokuskan pada keputusan apa yang dilakukan atau diyakini (Jennicek,2006).

Dari beberapa pemikiran para ahli dapai disimpulkan berpikir kritis adalah cara bagi kita untuk meningkatkan kualitas dari hasil pemikiran menggunakan teknik sistemasi cara berpikir dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide-ide yang digagas. Ini merupakan proses intelektual disiplin secara aktif dan terampil konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesa, dan / atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari, atau dihasilkan oleh, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan. Dalam bentuk teladan, itu didasarkan pada nilai-nilai intelektual universal yang melampaui divisi subjek: kejelasan, ketepatan, presisi, konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan bagus, kedalaman, luas, dan keadilan.

Ini memerlukan pemeriksaan dari struktur atau. unsur pemikiran tersirat dalam penalaran semua: tujuan, masalah, atau pertanyaan-at-isu, asumsi, konsep, landasan empiris, penalaran yang mengarah ke kesimpulan, implikasi dan konsekuensi; keberatan dari sudut pandang alternatif, dan kerangka acuan. berpikir kritis - dalam menjadi responsif terhadap materi pelajaran variabel, masalah, dan tujuan - yang tergabung dalam keluarga mode jalinan pemikiran, di antaranya: berpikir ilmiah, berpikir matematis, berpikir historis, berpikir antropologi, pemikiran ekonomi, pemikiran moral dan filosofis . berpikir / berpikir kritis dapat dilihat sebagai memiliki dua komponen: 1) satu set menghasilkan informasi dan kepercayaan dan keterampilan pengolahan, dan 2) kebiasaan, berdasarkan komitmen intelektual, penggunaan keterampilan untuk memandu perilaku. Dengan demikian harus kontras dengan: 1) perolehan dan retensi sekadar informasi saja, karena melibatkan suatu cara tertentu di mana informasi dicari dan diolah; 2) hanya milik dari satu set keterampilan, karena melibatkan penggunaan terus-menerus dari mereka;. dan 3) penggunaan keterampilan belaka ("sebagai latihan") tanpa penerimaan hasil mereka / berpikir kritis bervariasi sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Bila didasarkan pada motif egois, sering diwujudkan dalam manipulasi terampil ide dalam pelayanan one' sendiri, atau kelompok seseorang'', kepentingan pribadi. Karena itu biasanya intelektual cacat, namun secara pragmatis sukses itu mungkin. Bila didasarkan pada fairmindedness dan integritas intelektual, itu biasanya dari tatanan yang lebih tinggi secara intelektual, meskipun dikenakan tuduhan "idealisme" oleh orang-orang terbiasa untuk menggunakan egois nya / pemikiran kritis dalam bentuk apapun tidak pernah universal dalam setiap individu;. Semua orang adalah subyek untuk episode pemikiran yang tidak disiplin atau tidak rasional. Kualitasnya Oleh karena itu biasanya masalah derajat dan tergantung pada, antara lain, kualitas dan kedalaman pengalaman dalam domain tertentu berpikir atau sehubungan dengan suatu kelas tertentu pertanyaan. Tidak ada pemikir kritis melalui-dan-lewat, tetapi hanya untuk seperti-dan-seperti gelar, dengan wawasan seperti itu-dan itu dan bintik-bintik buta, tunduk pada kecenderungan seperti itu-dan itu terhadap diri-khayalan. Untuk alasan ini, pengembangan keterampilan berpikir kritis dan disposisi adalah suatu usaha seumur hidup.

Berpikir kritis harus dimiliki seseorang, karena berpikir kritis memungkinkan anda memanfaatkan potensi anda dalam melihat masalah, memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri.

Berpikir kritis juga merupakan hal yang pnting dipelajari, karena :
  • Berpikir kritis merupakan keterampilan universal. Kemampuan berpikir jernih dan rasional diperlukan pada pekerjaan apapun, ketika mempelajari bidang ilmu apapun, untuk memecahkan masalah apapun, jadi merupakan aset berharga bagi karir seorang.
  • Berpikir kritis sangat penting di abad ke 21. Abad ke 21 merupakan era informasi dan teknologi. Seorang harus merespons perubahan dengan cepat dan efektif, sehingga memerlukan keterampilan intelektual yang fleksibel, kemampuan menganalisis informasi, dan mengintegrasikan berbagai sumber pengetahuan untuk memecahkan masalah.
  • Berpikir kritis meningkatkan keterampilan verbal dan analitik. Berpikir jernih dan sistematis dapat meningkatkan cara mengekspresikan gagasan, berguna dalam mempelajari cara menganalisis struktur  teks dengan logis, meningkatkan kemampuan untuk memahami.
  • Berpikir kritis meningkatkan kreativitas. Untuk menghasilkan solusi kreatif terhadap suatu masalah tidak hanya perlu gagasan baru, tetapi gagasan baru itu harus berguna dan relevan dengan tugas yang harus diselesaikan. Berpikir kritis berguna untuk mengevaluasi ide baru, memilih yang terbaik, dan memodifikasi bisa perlu.
  • Berpikir kritis penting untuk refleksi diri. Untuk memberi struktur kehidupan sehingga hidup menjadi lebih berarti (meaningful life), maka diperlukan kemampuan untuk mencari kebenaran dan merefleksikan nilai dan keputusan diri sendiri.
  • Berpikir kritis merupakan meta-thinking skill, ketrampilan untuk melakukan refleksi dan evaluasi diri terhadap nilai dan keputusan yang diambil, lalu – dalam konteks membuat hidup lebih berarti - melakukan upaya sadar untuk menginternalisasi hasil refleksi itu ke dalam kehidupan sehari-hari.



Berpikir kritis merupakan elemen penting dari semua bidang profesional dan disiplin akademis (dengan referensi masing-masing set pertanyaan diperbolehkan, sumber bukti, kriteria, dll). Dalam kerangka skeptisisme ilmiah, proses berpikir kritis melibatkan akuisisi hati-hati dan interpretasi informasi dan penggunaan untuk mencapai kesimpulan baik dibenarkan. Konsep dan prinsip-prinsip berpikir kritis dapat diterapkan untuk setiap konteks atau kasus tetapi hanya dengan merefleksikan pada sifat dari aplikasi tersebut. bentuk pemikiran kritis, oleh karena itu, sebuah sistem yang terkait, dan tumpang tindih, cara-cara berpikir seperti berpikir antropologi, berpikir sosiologis, berpikir historis, pemikiran politik, berpikir psikologis, berpikir filosofis, berpikir matematis, berpikir kimia, biologi berpikir, berpikir ekologi, hukum berpikir, berpikir etis, berpikir musik, berpikir seperti seorang pelukis, pematung, insinyur, orang bisnis, dll Dengan kata lain, meskipun prinsip-prinsip berpikir kritis bersifat universal, aplikasi mereka untuk disiplin membutuhkan proses kontekstualisasi reflektif.

Berpikir kritis dianggap penting di bidang akademik karena memungkinkan seseorang untuk menganalisa, mengevaluasi, menjelaskan, dan restrukturisasi pemikiran mereka, sehingga mengurangi resiko mengadopsi, bertindak, atau berpikir dengan, sebuah keyakinan palsu. Namun, bahkan dengan pengetahuan tentang metode penyelidikan logis dan penalaran, kesalahan bisa terjadi karena ketidakmampuan seorang pemikir untuk menerapkan metode atau karena karakter seperti egosentrisme. berpikir kritis meliputi identifikasi dari prasangka, bias, propaganda, self-penipuan, distorsi, kesalahan informasi, dll Mengingat penelitian dalam psikologi kognitif, beberapa pendidik percaya bahwa sekolah harus berfokus pada mengajar siswa keterampilan berpikir kritis dan penanaman sifat intelektual.

2.2 LANGKAH – LANGKAH BERPIKIR KRITIS
(Kneedler dalam L. Costa,1985) Langkah berpikir kritis itu dapat dikelompokkan menjadi tiga langkah : pengenalan masalah masalah (defining / clarifying problems), menilai informasi (judging informations) dan memecahkan masalah atau menarik kesimpulan (solving problems/drawing conclusion). Lebih rinci lembaga ini pun mengungkapkan bahwa untuk melakukan langkah-langkah itu diperlukan keterampilan - keterampilan yang oleh mereka dinamai Twelve Essential critical thinking skills (12 keterampilan essensial dalam berpikir kritis), sebagai berikut:

a. Mengenali masalah (defining and clarifying problem)
1.      Mengidentifikasi isu-isu atau permasalahan pokok
2.      Membandingkan kesamaan dan perbedaan-perbedaan
3.      Memilih informasi yang relevan
4.      Merumuskan/memformulasi masalah.
b. Menilai informasi yang relevan
5.      Menyeleksi fakta, opini, hasil nalar /judgment
6.      Mengecek konsistensi
7.      Mengidentifikasi asumsi
8.      Mengenali kemungkinan faktor stereotip
9.      Mengenali kemungkinan bias, emosi, propaganda, salah penafsiran kalimat (semantic slanting)
10.  Mengenali kemungkinan perbedaan orientasi nilai dan ideologi.
c. Pemecahan Masalah/ Penarikan kesimpulan
11.  Mengenali data-data yang diperlukan dan cukup tidaknya data
12.  Meramalkan konsekuensi yang mungkin terjadi dari keputusan  / pemecahan masalah/kesimpulan yang diambil.



Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari mahasiswa dari brpikir kritis yaitu, membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat argument ; mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas ; mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan  informasi dengan efektif ; membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan alasan yang kuat ; membiasakan berpikiran terbuka ; mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas kepada lainnya.

2.3 UPAYA MENGEMBANGKAN BERPIKIR KRITIS
Untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, dapat dilakukan hal-hal berikut:
1.      Kuasai terlebih dahulu kemampuan-kemampuan berpikir dasar.(induktif, deduktif dan reflektif)
2.      Selalu bersikap skeptis tentang segala sesuatu
3.      Tanamkan dalam diri kita bahwa tidak ada kebenaran yang mutlak selain yang datang dari Allah
4.      Latihlah hal-hal berikut:
  • Mengenali inti sebuah pernyataan
  • Mengulang pernyataan dalam kalimat sendiri
  • Mencari contoh untuk mengilustrasikan pernyataan
  • Mengenali maksud di balik pernyataan
  • Mencari kemungkinan penafsiran lain dari pernyataan
  • Membedakan antara inti pernyataan dengan alasannya
  • Memeriksa antara pernyataan denggan alasannya
  • Merumuskan pertanyaan dengan jelas dan benar
  • Membedakan antara fakta dengan opini atau penafsiran

5.      Yakini bahwa selalu ada kemungkinan kekeliruan atau kesalahan dari suatu pernyataan
6.      Yakini bahwa tidak ada larangan untuk berpikir kritis dan berpendapat lain
7.      Yakini bahwa pendapat orang banyak belum tentu benar
8.      Yakini bahwa berpikir kritis adalah juga kunci untuk maju
9.      Selalu dahului keputusan yang kita ambil sekecil apapun dengan berpikir nalar (menggunakan logika)
10.  Jika kita ingin berpikir kritis, jangan lupa pula bahwa orang lain pun mau.

2.4 ASPEK – ASPEK DALAM BERPIKIR KRITIS
Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan berkesinambungan yang mencakup interaksi dari suatu rangkaian pemikiran dan persepsi, salah satu tipe berpikir adalah berpikir kritis.

Seseorang yang sudah memiliki kemampuan untuk berpikir kritis biasanya akan melakukan aktivitas mental berikut ini sementara ia berpikir kritis :
  •  Mengajukan pertanyaan untuk memperoleh informasi yang diperlukan.
  • Mengumpulkan banyak informasi serta untuk dibandingkan.
  • Memvalidasi informasi yang didasari pada fakta dan bukti.
  • Menganalisa informasi ® kesimpulan tertentu.
  • Menggunakan pengalaman dan pengetahuan klinis untuk menjelaskan serta mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya.
  • Mempertahankan sikap yang fleksibel yang memungkinkan fakta – fakta untuk menuntun dalam berpikir dan mempertimbangkan semua kemungkinan.
  • Mempertimbangkan dan menilai pilihan yang tersedia.
  • Merumuskan suatu keputusan ® keputusan yang kreatif dan mandiri.

Perbedaan antara pemikir kritis dan bukan pemikir kritis
Pemikir kritis
-        Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang irelevan
-        Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan
Bukan pemikir kritis
-        Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya
-        Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti

Karakter individu yang mendukung agar seseorang dapat berpikir kritis antara lain truth seeking, open-mindness, analyticity, systematicity, self-confidence, inquisitiveness, dan maturity .
Analysis
Kemampuan untuk menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur organisasinya mudah untuk dipahami. Ketrampilan ini antara lain mengidentifikasi bagian-bagian suatu informasi, menganalisis hubungan antar bagian, dan mengenali prinsip organisasi yang ada di dalamnya.
Synthesis
Kemampuan untuk mengintegrasikan beberapa informasi sehingga membentuk sesuatu yang baru.
Evaluation
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu materi sesuai tujuan yang telah ditentukan. Penilaian dilakukan dengan memberi batasan kriteria yang digunakan, kriteria internal atau ekternal yang sesuai dengan tujuan.
truth seeking
Selalu ingin menemukan kebenaran dari masalah yang sedang dihadapi, berani mengajukan pertanyaan, jujur dan memberikan pandangan secara objektif meskipun penemuan tersebut tidak mendukung kepentingan atau pendapatnya.
open-mindness
Bertenggang rasa terhadap perbedaan pandangan dan bisa menerima jika dirinya mengetahui adanya penyimpangan dari pandangannya.
analyticity
Selalu memberikan alasan melalui bukti-bukti dalam memecahkan masalah, serta memberikan perkiraan kemungkinan adanya penyulit dalam menerapkan konsep dan secara konsisten siap untuk berpartisipasi jika dibutuhkan.
systematicity
Teratur, terorganisir, memusatkan perhatian, dan rajin meninjau ulang.
self-confidence
Percaya diri terhadap keputusannya secara positif dan mempengaruhi orang lain untuk memecahkan masalah secara rasional.
inquisitiveness/Sceptical
Tidak mudah percaya secara intelektual dan mempunyai kemauan untuk belajar.
maturity
Melihat masalah, mengkaji, dan mengambil keputusan dengan pemahaman yang mendalam bahwa suatu masalah memungkinkan untuk dapat ditangani dengan lebih dari 1 solusi yang rasional, dan berkali-kali melakukan pertimbangan sesuai standar, konteks, serta melihat bukti-bukti sebelum memastikan.

2.5 BERFIKIR KRITIS DALAM KEPERAWATAN
Berfikir kritis perlu bagi perawat agar dapat menerapan profesionalisme dan pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan askep. Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik. Hal ini diperlukan perawat karena perawat setiap hari mengambil keputusan serta perawat menggunakan keterampilan berfikir untuk menggunakan pengetahuan dari berbagai subjek dan lingkungannya, menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan dan penting membuat keputusan.
Ada 4 hal pokok penerapan berfikir kritis dalam keperawatan
1. Penggunaan bahasa dalam keperawatan :
Berfikir kritis adalah kemampuan menggunakan bahasa secara reflektif.
ü  Perawat menggunakan bahasa verbal dan nonverbal dalam mengekspresikan idea, fikiran, info, fakta, perasaan, keyakinan dan sikapnya terhadap klien, sesama perawat, profesi.
ü  Secara nonverbal saat melakukan pedokumentasian keperawatan.

2. Argumentasi dalam keperawatan
Sehari-hari perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menenukan, Menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan, mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Argumentasi terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan :
Þ    berhubungan dengan situasi perdebatan
Þ    debat tentang suatu isu
Þ    upaya untuk mempengaruhi individu/kelompok
Þ    penjelasan yang rasional
3. Pengambilan keputusan dalam keperawatan
Sehari-hari perawat harus mengambil keputusan yang tepat dan keputusan apa yang harus kita lakukan.
4. Penerapan Proses Keperawatan
Perawat berfikir kritis pada setiap langkah proses keperawatan
a. Pengkajian :
- mengumpulkan data dan validasi
- perawat melakukan observasi dalam pengumpulan data dan menggunakan ilmu-ilmu lain yang terkait
- mengelola dan mengkatagorikan data

b. Perumusan diagnosa keperawatan :
- tahap pengambilan keputusan yang paling kritis.
- menentukan masalah dan argumen secara rasional
- lebih terlatih, lebih tajam dalam dalam masalah

c. Perencanaan keperawatan :
- menggunakan pengetahuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan
- keterampilan guna mensintesa ilmu yang dimiliki untuk memilih tindakan

d. Pelaksanaan keperawatan :
- pelaksanaan tindakan keperawatan adalkah keterampilan dalam menguji hipotesa.
- tindakasn nyata yang menentukan tingkat keberhasilan

e. Evaluasi keperawatan :
- mengkaji efektifitas tindakan
- perawat harus dapat mengambil keputusan tentang pemenuhan kebutuhan dasar klien
- perlukah diulangi


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Berpikir kritis adalah cara bagi kita untuk meningkatkan kualitas dari hasil pemikiran menggunakan teknik sistemasi cara berpikir dan menghasilkan daya pikir intelektual dalam ide-ide yang digagas. Ini merupakan proses intelektual disiplin secara aktif dan terampil konseptualisasi, penerapan, analisis, sintesa, dan / atau mengevaluasi informasi yang diperoleh dari, atau dihasilkan oleh, pengamatan, pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk keyakinan dan tindakan. Dalam bentuk teladan, itu didasarkan pada nilai-nilai intelektual universal yang melampaui divisi subjek: kejelasan, ketepatan, presisi, konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan bagus, kedalaman, luas, dan keadilan.

Perawat harus menggunakan keterampilan berpikir kritis dalam semua keadaan ; perawatan kritis, ambulatori, dan perawatan extended juga dalam panti dan komunitas. Tiap keadaan pasien, apapun keadaan perawatannya, dilihat sebagai sesuatu yang unik dan dinamik. Faktor – faktor unik yang dibawa pasien dalam situasi perawatan kesehatannya dipertimbangkan, dipelajari, dianalisi, dan di interpretasikan. Interpretasi dari informasi yang tersedia kemudian memampukan perawat untuk memfokuskan pada faktor – faktor  yang paling relevan bagi situasi klinis. Keputusan ttg apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya kemudian disusun menjadi suatu rencana tindakan. Keterampilan berpikir kritis yang penting untuk membuat keputusan semacam itu, digunakan dalam semua tahap proses keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

  • Linda Elder. 2010. Critical Thinking Development: A Stage Theory. CA
  • Belth, Marc.1977. The Process Of  Thinking. New York : David Mc Kay Company.
  • Costa, Arthur L.,(ed.). 1985. Developing Minds, A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: ASCD.

2 komentar:

dyach trisna mengatakan...

waahh iseng" carii bahan tugass ternyataa kk tingkatt di kampus sndiri ya nie..
makasi ka.. blog na ckup membantu =)

Ditya Didit mengatakan...

sama2 dik.. tinggal di copas :D .. btw, kls apa yaa?

Posting Komentar

Tolong komentarnya teman - teman, untuk menjadikan blog ini semakin berkualitas dan bermanfaat. Terima Kasih :)

Daftar Isi Blog