Kasus bunuh diri merupakan fenomena sosial yang hampir setiap hari diberitakan. Saat ini bunuh diri seakan-akan menjadi trend dalam mengatasi permasalahan hidup. Adapun cara-cara yang biasa dilakukan untuk mengakhiri hidup biasanya dengan meminum racun serangga, menyayat urat nadi, gantung diri dan melompat dari ketinggian.
Bunuh diri merupakan salah satu gangguan dalam konsep diri individu. Bunuh diri ini adalah sebagai sebuah perilaku atau respon maladaftif secara sadar yang ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah masalah yang dihadapinya. Keadaan mental individu yang cenderung melakukan bunuh diri telah mengalami rasa sakit psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama sehingga individu melihat bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian untuk masalah yang dihadapi yang bisa menghentikan rasa sakit yang dirasakan.
Tidak ada faktor tunggal pada kasus bunuh diri, setiap faktor yang ada saling berinteraksi. Bunuh diri bukanlah merupakan satu hal, tetapi terdiri dari banyak hal yang tumpang tindih. Oleh sebab itu, kasus bunuh diri memiliki bermacam – macam penyebab seperti kecacatan atau ketidaksesuaian fisik seperti yang diharapkan, tidak bisa berperilaku sesuai dengan nilai yang dimiliki, tidak tercapai hasil yang diinginkan atau putus asa, konflik sosial, dan penilaian buruk terhadap diri sendiri. Bunuh diri sebagai hasil ekspresi dari rasa sakit dan derita yang tidak tertahankan dalam jiwa dan pikiran individu. Rasa sakit tersebut pada dasarnya berasal dari jiwa seseorang ketika merasakan secara berlebih rasa malu, rasa bersalah, penghinaan, kesepian, ketakutan, kemarahan, kesedihan karena menua, atau berada dalam keadaan sekarat.
Masalah bunuh diri pada dasarnya adalah masalah kognitif, yakni depresi merupakan faktor yang mempunyai pengaruh besar dalam hal ini. Seseorang yang depresi secara sistematis salah menilai pengalaman sekarang dan masa lalunya, dia memandang dirinya tidak berharga dan tidak berguna, memandang dunia menuntut terlalu banyak darinya, dan memandang masa depan itu suram. Ketika seseorang mempunyai pikiran seperti itu, sudah jelas dia memiliki kepercayaan diri yang kurang dan harga diri rendah.
Orang yang memiliki harga diri rendah sangat rentan sekali, karena dia berada dalam tengah – tengah rentang antara respon adaftif dan maladaptif. Mekanisme koping yang salah atau maladaptif terhadap individu yang memiliki harga diri rendah dapat menyeret seseorang untuk melakukan tindakan atau respon yang maladaptif juga. Hal ini disebabkan karena individu lebih banyak berpikiran negatif tentang dirinya sendiri, akibatnya dari HDR dia akan semakin menuju ke arah depersonalisasi (kehilangan identitas) yang akan menimbulkan tindakan bunuh diri. (Ditya Prayanto)
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya teman - teman, untuk menjadikan blog ini semakin berkualitas dan bermanfaat. Terima Kasih :)