Selamat Datang!

Terima kasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan komentar, OK!

Tab

Minggu, 10 April 2011

Essay


GAYA PACARAN REMAJA PICU KTD
Ditya Prayanto

            Remaja merupakan masa “badai stres” dan masa kecemasan  yang dipengaruhi oleh berbagai perkembangan, baik itu perkembangan fisik, psikis, maupun jaman yang semakin modern. Perkembangan remaja ada yang mengarah ke hal yang positif dan ada juga yang mengarah ke hal yang negatif, tergantung bagaimana cara remaja untuk menjalani situasi yang dihadapinya. Seperti halnya kita lihat gaya pacaran remaja dewasa ini. Secara psikis, remaja memang sewajarnya memiliki ketertarikan dengan lawan jenisnya karena ini merupakan suatu yang alamiah, sehingga mereka saling menjalin suatu hubungan suka sama suka yang sering disebut dengan “pacaran” walaupun mereka sebenarnya tidak tahu apa arti dan tujuan dari pacaran. Sering kita melihat gaya pacaran remaja sekarang sering menimbulkan masalah psikis, sosial, dan kesehatan. Maka  dari itu, masalah – masalah yang ditimbulkan remaja harus mendapat perhatian yang serius.
            Ramaja merupakan masa peralihan, perubahan, mencari identitas,tidak relistik dan masa yang penuh dengan masalah. Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi. Hal ini terjadi karena remaja belum terbiasa untuk menghadapi dan menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain. Akibatnya, terkadang terjadi penyelesaian masalah yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Para remaja memiliki rasa ingin tahunya sangat tinggi terhadap sesuatu yang baru, tetapi kebanyakan mengarah ke hal yang negatif. Kita mengambil contoh terhadap gaya pacaran remaja jaman sekarang, mereka “mengekspresikan” rasa sayang mereka dengan melakukan hubungan seksual di luar nikah tanpa memperhatikan akibat yang nantinya akan timbul. Padahal mereka cukup mengetahui bahwa melakukan hubungan seksual tanpa pengaman dapat mengakibatkan salah satunya terjadi kehamilan atau KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan).
KTD merupakan kehamilan yang terjadi karena suatu sebab dan keberadaan kehamilan ini tidak diinginkan oleh salah satu atau kedua calon orang tua bayi tersebut. Kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya bisa merampas “kenikmatan“ masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap remaja, lelaki maupun perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja pria juga akan merasakan dampaknya karena harus bertanggung jawab. Kehamilan yang terjadi dalam usia remaja menimbulkan dampak yang cenderung banyak dialami oleh remaja putri baik itu dari segi fisik, psikis dan sosial. Jika kehamilan itu dipertahankan maka dari segi fisik, kehamilan di usia relatif muda dapat mengakibatkan penyulit kehamilan yang cukup besar diantaranya prematur, pertumbuhan janin yang kurang sempurna, kehamilan keracunan yang memerlukan penanganan khusus. Kehamilan usia muda (dibawah 20 tahun) seringkali berkaitan dengan munculnya kanker rahim. Ini erat kaitannya dengan belum sempurnanya perkembangan organ reproduksi pada remaja. Segi psikis, ada kemungkinan pihak perempuan menjadi ibu tunggal karena pasangannya tidak mau menikahinya atau tidak mau bertanggungjawab atas perbuatannya. Jika sudah menikah mereka belum siap untuk menghadapi kesulitan dan memikul tanggung jawab sebagai orang tua mengingat emosi remaja belum matang. Selain itu pasangan muda terutama perempuan akan dibebani perasaan malu, bersalah, berdosa, depresi, dan pesimis. Jika hal tersebut tidak ditangani dengan baik maka bisa menjadi gangguan kejiwaan. Segi sosial, terjadinya putus sekolah atas kemauan sendiri atau keluarga dikarenakan rasa malu atau cuti melahirkan. Kemungkinan lain remaja tersebut juga bisa dikeluarkan dari sekolah untuk menghindari pencemaran nama baik sekolah. Selain itu mereka akan mempermalukan keluarga, karena menjadi bahan pembicaraan masyarakat dan kehilangan masa remaja yang seharusnya mereka nikmati. Tetapi jika remaja tersebut memutuskan untuk mengakhiri kehamilannya maka mereka akan memilih jalan untuk melakukan aborsi, tindakan ini sering dilakukan secara sembunyi oleh tenaga tidak terlatih (dukun). Sehingga dapat berakibat buruk karena bisa menyebabkan perdarahan, kerusakan alat reproduksi remaja, dan infeksi yang dapat  menyebabkan kematian.
Jika ditinjau lagi, masalah KTD pada usia remaja dipicu perkembangan gaya pacaran mereka yang semakin bebas dan hal ini juga disebabkan 1) Perubahan hormonal yang menyebabkan remaja membutuhkan penyaluran dalam bentuk perilaku 2) Terkadang beberapa remaja tidak dapat menahan diri untuk melakukan HuS (Hubungan Seksual) 3) Adanya penyebaran dan rangsangan melalui media massa dengan teknologi yang canggih (contoh : VCD, dan majalah porno) 4) Orang tua yang kurang terbuka dan memperhatikan anaknya yang sedang menginjak usia remaja.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah kehamilan pada usia remaja adalah dengan cara memberikan pendidikan seksual. Pendidikan seksual ini maksudnya memberikan cara pengajaran dan pendidikan kepada remaja untuk dapat menolong diri meraka untuk menghadapi masalah hidup yang bersumber dari dorongan seksual. Selain itu, remaja juga harus menerapkan “pacaran sehat”. 1) Sehat fisik. Dalam pacaran tidak ada tindakan kekerasan yang melukai pasangan, karena dalam pacaran kita harus saling menyayangi bukan menyakiti. 2) Sehat emosional. Terciptanya rasa nyaman, saling pengertian, keterbukaan dalam pacaran. 3) Sehat sosial. Hubungan / pacaran ini tidak terlalu mengikat pasangan kita dan dalam pacaran tidak menimbulkan konflik dengan lingkungan sosial. 4) Sehat seksual. Hindari dahulu yang namanya hubungan seksual pra-nikah, karena akibat buruknya akan merampah masa – masa remaja.
KTD merupakan masalah yang sering dihadapi oleh remaja. Hal ini disebabkan karena gaya pacaran mereka sekarang yang semakin lama semakin “liar”. Banyak hal yang merangsang mereka untuk melakukan hal – hal yang menyimpang dari gaya pacaran yang sehat, mereka bisa saja melakukan hubungan seksual di.luar nikah. Pemikiran remaja masih dangkal, mereka tidak memikirkan dampak yang nantinya akan dihadapi. Sebenarnya para remaja bisa menghindari semua pengaruh negatif dengan pintar memilah mana hal yang baik dan mana hal yang buruk untuk dirinya. Masalah – masalah yang dihadapi remaja seperti kehamilan ini bukan hanya kesalahan orang tua yang tidak memperhatikan anaknya, melainkan salah remaja itu sendiri. Jika remaja sudah memiliki komitmen terhadap diri sendiri untuk tidak ke arah yang negatif, mereka pasti akan menjadi remaja yang sehat dan berkualitas.

4 komentar:

dwita_akira mengatakan...

Bgus bgt bwt nmbah wawasan kita...

Ditya Didit mengatakan...

Ok, Thx....

Udayati MD mengatakan...

bagus artikel'a..
lanjutkan,, hehe

Ditya Didit mengatakan...

Hehhhee
Makasi dak, , ,
LANJUTKAN! :D

Posting Komentar

Tolong komentarnya teman - teman, untuk menjadikan blog ini semakin berkualitas dan bermanfaat. Terima Kasih :)

Daftar Isi Blog