BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Kebudayaan sebagai keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang lainnya adalah perangkat – perangkat, model – model pengetahuan yang secara selektif dapat dipergunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dihadapi dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan – tindakan yang diperlukannya.
Pembangunan mempunyai kaitan yang fungsional. Dalam hal ini kebudayaan harus diartikan sebagai suatu kumpulan pedoman atau pegangan yang kegunaannya operasional dalam hal manusia mengadaptasi diri dengan dan menghadapi lingkungan – lingkungan tertentu (fisik / alami, sosial dan kebudayaan). Kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat agar mereka itu dapat tetap melangsungkan kehidupannya yaitu memenuhi kebutuhan – kebutuhannya dan untuk dapat hidup secara lebih baik lagi. Karena itu kebudayaan seringkali juga dinamakan sebagai blueprint atau disain menyeluruh dari kehidupan.
Beraneka ragamnya kebutuhan – kebutuhan manusia yang harus dipenuhinya baik secara terpisah – pisah maupun secara bersama – sama sebagai suatu satuan kegiatan telah menyebabkan terwujudnya beraneka ragam model pengetahuan yang menjadi pedoman hidup yang masing – masing berguna atau relevan untuk usaha masing – masing kebutuhan manusia.
Sehingga dalam hal pengkajian mengenai peranan kebudayaan dalam kaitannya dengan usaha – usaha pemenuhan kebutuhan – kebutuhan manusia, kebudayaan dilihat sebagai terdiri atas unsur – unsur yang masing – masing berdiri sendiri tetapi yang satu sama lainnya saling berkaitan. Unsur – unsur kebudayaan tersebut menurut Sujarwa dalam Koentjaraningrat adalah sebagai berikut:
1) Bahasa dan komunikasi
2) Ilmu pengetahuan
3) Teknologi
4) Ekonomi
5) Organisasi Sosial
6) Agama
7) Kesenian
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan kehidupan material manusia (baik secara kualitas dan kuantitas), unsur – unsur kebudayaan yang penting adalah teknologi dan ekonomi.
Namun demikian, dalam tindakan – tindakan pemenuhan kebutuhan – kebutuhannya manusia selalu melibatkan keseluruhan unsur – unsur kebudayaan (secara langsung ataupun tidak langsung), aspek – aspek biologi dan emosi manusia yang bersangkutan, dan juga kualitas, kuantitas serta macam sumber daya / energi yang tersedia dan ada dalam lingkungan.
Dalam tindakan – tindakan pemenuhan kebutuhan tersebut, salah satu aspek penting yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang adalah aspek yang terwujud sebagai tradisi – tradisi atau kebiasaan yang berlaku pada masyarakat setempat atau pranata sosial / struktur sosial. Pentingnya peranan aspek sosial itu disebabkan oleh hakekat kemanusiaan dari manusia itu sendiri, yaitu sebagai makhluk sosial, yang dalam hal mana hampir sebahagian besar dari kegiatan – kegiatan pemenuhan kebutuhan – kebutuhannya itu dicapai melalui dan dalam kehidupan sosial.
B. RUMUSAN MASALAH
a) Apa definisi dari keperawatan?
b) Apa yang harus dimiliki oleh seorang perawat?
c) Apa yang merupakan kebutuhan dasar manusia?
d) Apa tugas seorang perawat?
e) Bagaimana cara perawat menghadapi pasien?
C. TUJUAN
a) Untuk memahami tentang keperawatan.
b) Untuk mengetahui hal – hal yang harus dimiliki oleh seorang perawat.
c) Untuk mengetahui kebutuhan dasar manusia.
d) Untuk mengetahui tugas seorang perawat.
e) Untuk mengetahui cara perawat menghadapi pasien.
D. MANFAAT
a) Menambah wawasan dan pengetahuan tentang keperawatan.
b) Mengetahui kebutuhan dasar manusia.
c) Mengetahui cara perawat menghadapi pasien.
BAB II
PEMBAHASAN
a) Definisi Keperawatan
Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (di kutip oleh Ellis, Harley, 1980). Peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya (Florence Nigthingale dalam bukunya What it is and What it is not).
Perawat adalah profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas hidup dari lahir sampai mati. Perawat bekerja dalam berbagai besar spesialisasi di mana mereka bekerja secara independen dan sebagai bagian dari sebuah tim untuk menilai, merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi perawatan.
Ilmu Keperawatan adalah bidang pengetahuan dibentuk berdasarkan kontribusi dari ilmuwan keperawatan melalui peer-review jurnal ilmiah dan praktek yang dibuktikan berbasis. Ini merupakan bidang yang dinamis praktek dan penelitian yang didasarkan dalam budaya kontemporer dan kekhawatiran itu sendiri dengan baik mainstream dan subkultur terpinggirkan dalam rangka untuk memberikan perawatan budaya paling sensitif dan kompeten.
Perawat merupakan salah satu komponen pembangunan bidang kesehatan, sekaligus merupakan bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah memberikan standard pelayanan kesehatan yang antara lain menekankan bahwa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit meliputi pelayanan medis dan pelayanan keperawatan.
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Profil perawat profesional adalah gambaran dan penampilan menyeluruh perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan sesuai kode etik keperawatan. Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi pemberian asuhan keperawatan, praktik keperawatan, pengelola institusi keperawatan, pendidik pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) serta kegiatan penelitian di bidang keperawatan.
b) Hal – Hal yang Harus Dimiliki oleh seorang perawat
Perawat merupakan sebuah profesi. Ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang perawat dalam melakukan tindakan / praktik keperawatan. Hal yang terpenting yg dimiliki seorang adalah knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), dan skill (keterampilan).
1) Knowledge (Pengetahuan)
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Over behavior). Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada yang tidak didasari pengetahuan.
Menurut Notoatdmojo (2003), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :
a. Know (Tahu)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
b. Comprehension (Memahami)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orng yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Application (Aplikasi)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang real (sebenarnya).
d. Analysis (Analisis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan analisis atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam sruktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan) membedakan memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainya.
e. Synthesis (Sintesis)
Sintesis menunjukkan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi – formulasi yang ada.
f. Evaluation (Evaluasi)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteri – kriteria yang telah ada.
2) Attitude (Sikap)
Sikap merupakan materi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya penyesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.
Tingkatan Sikap
Menurut Notoatdmojo (2003), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni :
a. Menerima (receiving)
Orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberika (objek).
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apakah ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
Praktek atau Tindakan Sikap
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior) untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas dan faktor dukungan (support) dari pihak lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan :
a. Persepsi (Perception)
Mengenal dan mamilah berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkatan pertama.
b. Respon terpimpin (Guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek yang kedua.
c. Mekanisme (Mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah dikatakan mencapai tingkat praktek yang ketiga.
d. Adaptasi (Adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Itu artinya tidakan sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut.
3) Skill (Keterampilan)
Keterampilan adalah kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan ke dalam bentuk tindakan. Keterampilan seorang perawat diperoleh melalui pendidikan dan latihan. Pelatihan memberikan perawat baru atau yang ada sekarang keterampilan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan.
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya pendidikan dan latihan (Justine Sirait, yakni :
a. Membantu individu untuk membuat keputusan dan pemecahan masalah dengan lebih baik;
b. Internalisasi dan operasionalisasi motivasi kerja, prestasi, tanggung jawab, dan kemajuan;
c. Mempertinggi rasa percaya diri dan pengembangan diri;
d. Membantu untuk mngurangi rasa takut dalam menghadapi tugas – tugas baru.
c) Kebutuhan dasar manusia
Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis ,maupun psikologis. Adapun kebutuhan, merupakan suatu hal yang sangat penting, bermanfaat atau diperlukan untuk menjaga hameostasis dan kehidupan itu sendiri.
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow meliputi lima kategori kebutuhan dasar, yakni sebagai berikut :
1) Kebutuhan Fisiologis (Physiologic Needs)
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Seorang yang beberapa kebutuhannya tidak terpenuhi secara umum akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu.
Misalnya, seorang yang kekurangan makanan, keselamatan, dan cinta biasanya akan mencari makanan terlebih dahulu daripada mencari cinta.
Kebutuhan fisiologis hal yang penting untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan akan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi, kebutuhan eliminasi urin dan fekal, kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan tempat tinggal, kebutuhan temperatur, serta kebutuhan seksual. Penting untuk mempertahankan kebutuhan tersebut guna kelangsungan umat manusia.
2) Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety and Security Needs)
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah keselamatan dan rasa aman dari berbagai aspek, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi, bebas dari rasa takut dan cemas, serta bebas dari ancaman keselamatan dan psikologi pada pengalaman yang baru atau tidak dikenal.
3) Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki, dan Dimiliki (Love and Belonging Needs)
Kebutuhan ini meliputi memberi dan menerima kasih sayang, perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain, kehangatan, persahabatan, serta mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosialnya.
4) Kebutuhan Harga Diri (Self Esteen Need)
Kebutuhan ini meliputi perasaan tidak bergantung pada orang lain, kompeten, serta penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self Actualization)
Kebutuhan ini meliputi kemampuan untuk dapat mengenal diri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri), belajar memenuhi kebutuhan sendiri – sendiri, tidak emosional, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif, serta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya.
Dengan mengetahui konsep kebutuhan dasar menurut Maslow, kita perlu memahami bahwa :
þ Manusia senantiasa berkembang, sehingga dapat mencapai potensi diri yang maksimal.
þ Kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi tidak akan terpenuhi dengan baik sampai kebutuhan di bawahnya terpenuhi.
þ Jika kebutuhan dasar pada tiap tingkatan tidak terpenuhi, pada akhirnya akan muncul sesuatu kondisi patologis.
þ Setiap orang mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan setiap kebutuhan tersebut dimodifikasi sesuai dengan budaya masing.
þ Setiap orang memenuhi kebutuhan dasarnya menurut prioritas.
þ Walaupu kebutuhan pada umumnya harus dipenuhi, tetapi beberapa kebutuhan sifatnya dapat ditunda.
þ Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan ketidakseimbangan homeostasis. Lebih lanjut kondisi ini dapat menimbulkan penyakit.
þ Kebutuhan dapat menyebabkan seseorang berpikir dan bergerak memenuhinya. Ini disebabkan oleh rangsangan yang berasal dari faktor eksternal dan internal.
þ Seseorang dapat merasakan adanya kebutuhan sehingga dapat berespon melalui berbagai cara.
þ Kebutuhan dasar sifatnya saling berkaitan, beberapa kebutuhan yang tidak terpenuhi akan mempengaruhi kebutuhan lainnya.
Kebutuhan Aktualisasi Diri
|
Kebutuhan Harga Diri
|
Kebutuhan Rasa Cinta, Memiliki dan Dimiliki
|
Kebutuhan Rasa Aman
|
Kebutuhan fisiologis
|
Untuk beralih ke tingkat kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar di bawahny harus terpenuhi dulu. Artinya, terdapat sesuatu jenjang kebutuhan yang “lebih penting” yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lain dipenuhi. Sebagai contoh, jika kebutuhan fisiologis seseorang seperti makan, cairan, istirahat, dan lain sebagainya belum terpenuhi, tidak mungkin baginya untuk memenuhi kebutuhan harga diri atau aktualisasi diri dengan mengabaikan kebutuhan yang pertama.
d) Tugas perawat
Dalam memberikan pelayanan kepada klien, perawat mempunyai tugas dan peran sebagai berikut :
1. Care Provider
· Memberikan pelayanan keperawatan kepada kelompok khusus atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi
· Memperhatikan individu dalam konteks sesuai dengan kehidupan kelompok khusus dalam hal ini perawat harus memperhatikan kebutuhannya seperti pemenuhan kebutuhan dasarnya
Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologis
2. Educator
Tugas perawat adalah membantu kelompok khusus meningkatkan pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan dan mencegah gejala penyakit sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik.
3. Conselor
· Tugas utama adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi kelompok khusus terhadap keadaan sehat sakit dalam kasus ini kelompok khusus dapat mengetahui etilogi dan manisfestasi dari penyakit yang berhubungan dengan prilakunya.
· Adanya perubahan pola interaksi ini merupakan “dasar” dalam merencanankan metoda untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya
· Konseling diberikan kepada kelompok dalam mengintergrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu
· Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi)
4. Manager
Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola pelayan, maupun pendidikan keperawatan yang berada dibawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep managemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan. Sebagai pengelola perawat berperan dalam memantau dan menjamin kualitas asuhan keperawatan serta organisasi dan mengendalikan system yankes.
5. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien
Tujuan Perawat sebagi coordinator adalah :
a) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan menguntungkan klien.
b) Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
c) Menggunakan keterampilan perawat untuk:
· Merencanakan
· Mengorganisasikan
· Mengarahkan
· mengontrol
6. Researcher
Sebagai peneliti dibidang keperawatan diharapkan mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk menigkatkan mutu asuhan / pelayanan dan pendidikan keperawatan. Tujuan dilakukan researche :
· Jawaban terhadap pertanyaan
· Solusi menyelesaikan masalah baik melalui produk tekhnologi dan metode baru dalam keperawatan
· Penemuan dan penafsiran fakta baru
· Pengujian terhadap teori, kondisi, serta fakta baru
· Perumusan teori baru
· Mengembangkan IPTEK keperawatan
· Pengembangan ruang lingkup praktek keperawatan
Langkah-langkah untuk mengembangkan kegiatan penelitian :
1. Memodifikasi askep sejalan hasil keperawatan
2. Memperluas kesempatan kepada perawat
3. Apresiasi terhadap metodologi dan prosedur penelitian
4. Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian
5. Selalu didukung untuk melakukan penelitian
7. Kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dll dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan.
8. Client Advocate (Pembela Klien)
· Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
· Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
e) Perawat menghadapi pasien
Sebelum mengenal lebih jauh bagaimana cara menghadapi pasien seharusnya kita mengenal karakter atau paling tidak definisi dari kata pasien itu sendiri. Pasien adalah orang yang setiap hari anda temukan dalam kehidupan dan pekerjaan anda, yang menganggap dirinya sakit dan meminta bantuan dan pertolongan kepada anda sebagai seorang perawat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lebih sederhananya lagi pasien adalah orang yang menganggap dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan, meskipun menurut anda dia sehat dan tidak membutuhkan pertolongan. Sakit bukanlah berarti hanya dapat ditunjukan dalam kelemahan dan keterbatasan fisik saja, tetapi lebih dari itu sakit mengandung arti yang lebih luas dimana seseorang menjadi merasa tidak berdaya sehingga dia membutuhkan orang lain untuk membantu dirinya, berada disampingnya memperhatikan dirinya dan membuat dirinya lebih tenang dalam menghadapi penyakitnya dan dalam upaya mengembalikan kondisi dirinya seperti sedia kala.
Lalu bagaimanakah cara kita sebagai seorang perawat untuk menghadapinya, mengetahui keinginannya dan membantunya untuk mengembalikan kondisi dirinya seperti sedia kala. Banyak sekali teori yang berbicara bagaimana cara menghadapi manusia, mengerti manusia dan memberikan pelayanan paripurna yang akan memberikan kepuasan pada seorang manusia. Ingat pasien kita adalah manusia sehingga kita harus mengenal sifat dan kebutuhannya sebagai seorang manusia. Ketika anda ingin mengenal sifat dan kebutuhan seorang manusia ketika sakit dan membutuhkan pertolongan, maka tanyakanlah kepada diri anda apakah yang anda butuhkan ketika sakit dan membutuhkan bantuan orang lain di sisi anda. Itu karena anda adalah manusia, dan saya yakin andapun pernah sakit dan pernah membutuhkan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah anda.
Ketika menghadapi pasien hendaknya kita bersikap profesional sesuai dengan profesi kita sebagai seorang perawat. Seorang perawat sejak pertama kali bertemu dengan seorang pasien diharapkan memberi motivasi kepada si pasien untuk berfikir positif terhadap penyakitnya. Hal ini dapat membantu proses penyembuhan pasien secara psikologis.
Sebagai seorang perawat,yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan pasien harus menampilkan pribadi yang ramah, peduli pada pasien dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian pasien akan merasa nyaman dan aman ditangani oleh kita sebagai perawat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan dan merupakan suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
2) Perawat merupakan sebuah profesi. Ada beberapa hal yang harus dimiliki seorang perawat dalam melakukan tindakan / praktik keperawatan. Hal yang terpenting yg dimiliki seorang adalah knowledge (pengetahuan), attitude (sikap), dan skill (keterampilan).
3) Dalam memberikan pelayanan kepada klien, perawat mempunyai tugas dan peran sebagai Care Provider, Educator, Conselor, Manager, Koordinator, Researcher, Kolaborator, dan Client Advocate (pembela pasien)
4) Sebagai seorang perawat,yang harus dilakukan ketika berhadapan dengan pasien harus menampilkan pribadi yang ramah, peduli pada pasien dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian pasien akan merasa nyaman dan aman ditangani oleh kita sebagai perawat.
B. Saran
1) Pahami dan ketahuilah tugas dan peran seorang perawat, sehingga nantinya dapat bekerja secara profesional.
2) Perawat harus memiliki tiga hal seperti yang dijelaskan dalam pembahasan. Tetapi dari 3 hal tersebut yang harus ditekankan pada sikap, bagaimana seharusnya kita bersikap sebagai seorang perawat.
3) Saat menghadapi dan menangani pasien, anggaplah pasien itu adalah kita sendiri yang sedang sakit. Sehingga kita dapat mengerti dan memahami apa yang dibutuhkan dari pasien.
DAFTAR PUSTAKA
· Potter & Perry.2009.Fundamental Keperawatan.Jakarta:Salemba Medika.
· Iqbal Mubarak, Wahit.2009.Sosiologi untuk Perawat.Jakarta:Salemba Medika.
· Iing Yuliastuti,”Pengaruh Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap Terhadap Kinerja Kinerja Perawat dalam Penatalaksanaan Kasus Flu Burung di RSUP H Adam Halik”,Tesis Universitas Sumatera Utara Medan, Medan,2008.
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya teman - teman, untuk menjadikan blog ini semakin berkualitas dan bermanfaat. Terima Kasih :)