Selamat Datang!

Terima kasih atas kunjungannya, jangan lupa tinggalkan komentar, OK!

Tab

Rabu, 11 Januari 2012

Laporan Observasi Ruangan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Suatu kegiatan pasti memerlukan pengenalan yang sering disebut dengan orientasi. Kegiatan orientasi merupakan kegiatan awal yang dilakukan mahasiswa untuk mangenal lingkungan dan sistem kerja dalam sebuah rumah sakit sebelum melaksanakan praktik di rumah sakit tersebut. Awal orientasi yang mahasiswa lakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar pada Rabu, 02 Pebruari 2011. Mahasiswa harus benar – benar mengenal dan memahami lingkungan rumah sakit karena mahasiswa akan melaksanakan praktik keperawatan pada tingkat lebih lanjut di tempat tersebut. Masa orientasi sangat penting bagi mahasiswa. Pada masa ini mahasiswa belajar agar bisa beradaptasi dengan tenaga kesehatan, memahami peran perawat dan bagaimana cara berkomunikasi atau berinteraksi dengan pasien. Semua hal itu kelak akan menjadi bekal nanti bagi mahasiswa saat melakukan praktik keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1)      Bagaimana keadaan ruangan (jenis, fungsi, nama kepala ruangan dan wakil, inventaris, model yang digunakan dalam pembagian tugas perawat) khususnya ruang mawar?
2)      Fasilitas apa yang tersedia di dalam ruangan mawar?
3)      Bagaimana tentang SDM keperawatannya, serta jadwal dan shiftnya?
4)      Bagaimana peran dan fungsi perawat yang dilihat dalam suatu ruangan?
5)      Apa salah satu kompetensi keperawatan yang dilakukan saat observasi?
6)      Apa kelebihan dan kekurangan pada salah satu tindakan keperawatan?
7)      Apa masalah - masalah yang dihadapi oleh ruangan yang berpengaruh pada pelaksanaan tindakan keperawatan?
8)      Bagaimana kesan dan pesan dari kepala ruangan dan staff ruangan bagi mahasiswa?
C.  Tujuan
1. Tujuan umum:
Setelah mengikuti orientasi mahasiswa mengenal lingkungan RSUP Sanglah Denpasar Bali dan memahami peran serta fungsi profesi perawat di lapangan klinik.
2. Tujuan khusus:
a) Mengenal secara langsung lingkungan RSUP Sanglah
  b) Memahami peran dan fungsi perawat di klinik
  c) Memahami peran dan fungsi tim kesehatan lainnya
d) Meningkatkan kerjasama mahasiswa dalam kelompok dan memberikan pengalaman  berinteraksi (wawancara) khususnya komunikasi interpersonal
e) Mampu menganalisis suatu tindakan antara teori dan hasil observasi
f) Mengetahui masalah – masalah yang dihadapi ruangan yang berpengaruh terhadap tindakan perawatan
g) Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam pembuatan laporan.

D. Manfaat Penulisan
a)      Menambah pengetahuan tentang lingkungan rumah sakit
b)      Mengetahui struktur, fasilitas, SDM dalam suatu ruangan
c)      Mendapatkan gambaran tentang tindakan keperawatan yang dilakukan di rumah sakit.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Observasi Ruangan
1. Observasi Ruang Mawar
Nama kepala ruangan               : I Gst Ayu Murdani, S. Kep., Ns.
Administrasi                             : Desak Ketut Mariati
Inventaris                                  : Ni Ketut Derta
Perawat Primer I                       : Desak Putu Suarti
Perawat Associate I                  : 1. Ni Wayan Sri Laksmi
2. Ketut Ari Padma
3. Putu Erna Suciati
4. Evi Dwi J.             
Perawat Primer II                     : Ni Ketut Suartini
Perawat Associate                    : 1. Ni Made Yuliani
2. I.A. Kencani
3. Ni Wayan Poniati
4. Agung Herdrayana
Perawat Primer III                    : L. A. Astiti
Perawat Associate                    : 1. I Komang Yustiati
2. R. D. Yeni M.
3. Sri Lestari
 4. Putu Eka Ariasih


Fungsi Dari Ruang Mawar : IRNA D.
Berfungsi merawat pasien dengan gangguan saraf  (neurologi) namun kini digunakan pula untuk tempat titipan lainnya karena keterbatasan ruangan.

a)      Model Yang Di Gunakan Dalam Pembagian Tugas Perawat :
Menurut Marquis dan Huston (1998)
Model yang digunakan dalam pembagian tugas perawat adalah :
1.      Model Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda - beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien perawat ruangan dibagi menjadi 2 - 3 tim atau grup yang terdiri atas tenaga profesional teknikal dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu
    
 
                                                                  
                                                              

                                                                                     

                                                                                   
2.      Model Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.


           







3.      Model modifikasi tim - primer
Penggunaan model ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu :
a.       Keperawatan primer tidak digunakan secara murni, karena PP harus berlatarbelakang pendidikan S1 keperawatan atau setara
b.      Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan keperawatan  pasien terfrogmentasi pada berbagai tim
c.       Karena saat ini perawat yang ada di rumah sakit sebagian besar adalah lulusan SPK maka akan mendapat bimbingan dari PP/ Ketua tim tentang asuhan keperawatan.

 

                                   
                                                                

                                                                                                                                             
           
                                   


            Model yang digunakan dalam pembagian tugas perawat di Ruang Mawar adalah model modifikasi Tim-Primer (kolaborasi)  karena sebagian besar perawat berlatarbelakang pendidikan Akademi Perawat dan pembagian tugas berdasarkan shift. Jadwal terdiri dari pagi, sore, malam, dan libur.
b). Inventaris di Ruang Mawar :

  1. Tabung oksigen
  2. Stetoskop
  3. Termometer
  4. Spignomanometer
  5. Kursi roda
  6. Ember merah dan ember hitam
  7. Bed
  8. Tiang tempat infuse
  9. Siringe pump
  10.  Infusion pump
  11. EKG
  12. Bengkok
  13. Set LP
  14. Set rawat luka
  15. Meja
  16. Kursi
  17. Troli


2.      Fasilitas Dan Fungsi Tiap Ruangan
1.      Ruang pasien single I dan II
Fungsi       : Merawat dan memberi asuhan keperawatan pasien.
Fasilitas     :
·         1 buah bed
·         1 buah meja + lemari
·         1 buah kursi
·         1 buah tiang tempat infuse.
2.      Dapur
Fungsi       : Tempat menyiapkan makanan untuk pasien.
Fasilitas     :
·         Kompor  dan beberapa perlengkapan memasak lainnya.
3.      Gudang I
Fungsi       : Tempat penyimpanan alat - alat untuk keperluan pasien.
Fasilitas     :
·         File asuhan keperawatan
·         File obat
·         Beberapa tabung O2
4.      Gudang II
Fungsi       : Tempat penyimpanan alat - alat untuk keperluan pasien.
Fasilitas     :
·         Tabung oksigen
·         Kursi roda
5.      Kamar Tindakan
Fungsi       : Tempat pengaduan keluhan dari pasien.
Fasilitas     :
·         Meja
·         Kursi
·         Lemari
·         Beberapa file-file.
6.      Kamar pasien I (Internal) dan II (Neurologi)
Fungsi       : Tempat merawat dan memberi asuhan keperawatan kepada pasien.
Fasilitas masing - masing ruanga :
·         13 buah bed
·         13 buah meja + lemari
·         13 buah kursi
·         13 buah tempat infuse
·         Beberapa tabung oksigen.
7.      5 kamar mandi
Fungsi       : Keperluan MCK bagi tenaga medis, pasien dan keluarga pasien.
Fasilitas     :
·         Bak mandi
·         Gayung
·         Closet.
8.      Ruang Teaching
Fungsi       : Tempat konsultasi para tenaga kesehatan tentang kesehatan pasien.
Fasilitas     :
·         10 buah kursi
·         10 buah meja.
9.      Ruang spolhook
Fungsi     : Tempat untuk membersihkan alat - alat medis yang telah digunakan pasien sehingga dapat digunakan lagi.
Fasilitas     :                              
·         Tempat mencuci alat
·         Baskom
·         Troli, sekup dan sapu.
10.  Ruang Persiapan Alat
Fungsi       : Tempat mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan pasien.
Fasilitas     :
·         Infus
·         Alat - alat injeksi, dll.
11.  Ruang Perawat
Fungsi       : Tempat menyimpan perlengkapan perawat.
Fasilitas     :
·         Meja
·         Kursi
·         Buku.
12.  Ruang Dokter Muda
Fungsi       : Tempat pertemuan para dokter muda.
Fasilitas     :
·         Meja
·         Kursi
·         Rak buku
·         Toilet.
13.  Ruang Dokter I dan II
Fungsi       : Tempat penyimpanan perlengkapan dokter.
Fasilitas     :
·         Meja
·         Kursi
·         Rak buku, file-file medis.
14.  Ruang Kepala Ruangan
Fungsi       : Tempat Kepala Ruangan.
Fasilitas     :
·         Meja
·         Buku + rak
·         Kursi
·         File-file ruangan mawar.
15.  Ruang Jaga Perawat (Nurse Station)
Fungsi       : Tempat konsultasi tenaga kesehatan dengan pasien.
Fasilitas     :
·         Meja
·         Kursi
·         Rak buku
·         Kipas angin
·         File-file pasien.
16.  Meja Informasi
Fungsi       : Tempat memperoleh informasi ruang mawar.
Fasilitas     :
·         Meja
·         Kursi
·         File-file.
17.  Fasilitas lain yang tersedia di ruang mawar untuk pasien :
·            EKG
·            Siringe pump
·            Infussion pump
·            Set LP
·            Set rawat luka
·            Banging.

3.      SDM Keperawatan, Jadwal Rotasi Dan Shift
1.      Jumlah pegawai di ruang mawar
a.       Jumlah perawat : 17 orang
Dengan rincian pendidikan :
·            SPK sebanyak 2 orang
·            S1 Keperawatan sebanyak 3 orang
·            Akademi keperawatan sebanyak 12 orang
b.      Jumlah administrasi : 1orang
c.       Jumlah clening service : 5 orang
2.      Jadwal rotasi
Jadwal rotasi metropolitan dimana jadwal tiap perawat dibagi menjadi berikut :
a.       Shift pagi sebanyak 2x, pukul 07.00 - 13.00
b.      Shift sore sebanyak 2x, pukul 13.00 – 19.00
c.       Shift malam sebanyak 2x, pukul 19.00 – 07.00
d.      Libur sebanyak 2x
Shift tiap perawat dibagi mejadi berikut : Pagi, sore, dan malam.
4.      Peran Dan Fungsi Perawat
1.      Peran Perawat menurut Doheny (1982)
a.       Care giver, sebagai pemberi asuhan keperawatan
b.      Client advocate, sebagai pembela untuk melindungi klien
c.       Consellor, sebagai pemberi bimbingan atau konseling klien
d.      Educator, sebagai pendidik klien
e.       Collaborator, sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
f.       Coordinator, sebagai koordinator agar dapat memanfaatkan sumber - sumber dan potensi klien
g.      Change agent, sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan perubahan - perubahan
h.      Consultant, sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan masalah klien.

2.      Fungsi perawat menurut Kozier (1991)
a.       Fungsi Keperawatan Mandiri
Tindakan keperawatan mandiri (independen) adalah aktivitas keperawatan yang dilaksanakan atas inisiatif perawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan keterampilannya misalnya membantu memecahkan masalah yang dihadapi atau mendelegasikan pada anggota perawat yang lain dan bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya.
b.      Fungsi Keperawatan Delegatif
Tindakan keperawatan delegatif (dependen) adalah aktivitas keperawatan yang dilaksanakan atas intruksi dokter atau dibawah pengawasan dokter dalam melaksanaan tindakan rutin yang spesifik.
c.       Fungsi Keperawatan Kolaboratif
Tindakan keperawatan kolaboratif (interdependen) adalah aktivitas yang dilaksanakan atas kerjasama dengan pihak lain atau tim kesehatan lain.
3.      Peran Dan Fungsi Perawat Yang Dilihat Saat Orientasi
a.       Kepala Ruangan
·               Collaborator, kepala ruangan mendiskusikan masalah kesehatan pasien dengan dokter
·               Coordinator, kepala ruangan mengontrol seluruh tindakan dari PA dan PP
·               Fungsi keperawatan kolaboratif, kepala ruangan  mendiskusikan kesehatan pasien dengan dokter.


b.      Perawat Primer
·               Coordinator, PP mengontrol sluruh tindakan perawatan yang dilakukan oleh PA.
·               Fungsi keperawatan mandiri (independen), PP menyiapkan penyuluhan untuk pasien yang akan pulang.
·               Fungsi keperawatan kolaboratif (interdependen), PP mendiskusikan masalah kesehatan pasien dengan kepala ruangan.
c.       Perawat Associate
·               Care giver, PA mendokumentasikan hasil tindakan keperawatan yang telah dilakukan.
·               Fungsi keperawatan mandiri, PA mengganti infuse pasien.
·               Fungsi keperawatan delegatif, PA memberi obat kepada pasien atas instruksi dokter.
·               Fungsi keperawatan kolaboratif, PA mendiskusikan masalah kesehatan pasien dengan PP.




5.      Hasil Wawancara Kesehatan Dengan Pasien
1.      Nama                     : Bapak T.
Umur                     : 65 tahun
Jenis kelamin         : Laki - laki
Asal                       : Klungkung
Penyakit                : Lever
Gejala awal           : Usus buntu setelah dioperasi kambuh lagi jadi sakit lever
MRS                      : 31 januari 2011
Dokter                   : -
Perawat                 : Sri Lestari
Diet                       : BB
Kondisi pasien saat diwawancarai : Badan terasa panas dan pusing.
2.      Nama                     : Ibu S.
Umur                     : 60 tahun
Jenis kelamin         : Perempuan
Asal                       : Br.Dukuh Sari, padangsambian Kaja
Penyakit                : Vertigo , Diabetes militus
Gejala awal           : Pusing awal pada kepala bagian bawah
MRS                      : 29 januari 2011
Dokter                   : -
Perawat                 : Evi Dwi J
Diet                       : BB
Kondisi pasien saat diwawancarai : Masih ingin muntah, merasa mual yang
    terjadi tiba – tiba.

3.      Nama                     : Ibu R.
Asal                       : Gianyar
Umur                     : 45 tahun
Jenis kelamin         : Perempuan
Penyakit                : Cardiomegaly, Gagal ginjal
Gejala awal           : muntah - muntah, kaki bengkak
MRS                      : januari 2010
Dokter                   : -
Perawat                 : Sri Lestari
Diet                       : BB
Kondisi pasien saat diwawancarai : Nafsu makan normal, disarankan minum
    air sediki, kencing susah.

B.      Observasi Tindakan Keperawatan.
1)      Injeksi (menurut observasi)
            Menurut observasi yang kami lakukan di ruang mawar RSUP Sanglah pada hari Rabu, 02 Februari 2011 perawat melakukan injeksi pada lengan pasien DM (Diabetes Melitus).
Langkah - langkah yang dilakukan yaitu :
1)            Perawat menyiapkan alkohol, kapas, suntikan obat (insulin)
2)            Mengambil kapas yang berisi alkohol kemudian usapkan pada bagian yang akan disuntikan
3)            Selanjutnya mengatur dosis obat yang  akan diberikan
4)            Perawat melakukan injeksi pada pasien dengan sudut kira dengan kemiringan 45°
5)            Mengusapkan kapas pada bagian yang telah disuntikan.
2)      Injeksi (menurut teori)
Injeksi Subkutan adalah menyuntikkan obat ke jaringan ikat longgar di bawah kulit. Karena jaringan seperti subkutan tidak memiliki banyak pembuluh darah seperti otot, maka penyerapan obat lebih lama daripada penyuntikkan intramuskular. Namun, obat akan diserap penuh jika sirkulasi darah klien normal. Karena jaringan subkutan memiliki reseptor nyeri, klien sering mengalami rasa tidak nyaman.
                        Memberikan obat melalui suntikkan di bawah kulit yang dilakukan pada lengan atas sebelah luar, pada bagian luar daerah dada dan tempat lain yang dianggap perlu (misalnya pemberian insulin pada pasien diebetes).
Cara Penyuntikan :
1)            Permukaan kulit didesinfeksi lalu diangkat sedikit dengan tangan kiri
2)            Jarum ditusukan dengan lubangnya menghadap ke atas dan membentuk sudut 45° dengan permukaan kulit
3)            Penghisap spuit ditarik sedikit. Bila ada darah obat jangan dimasukkan tapi kalau tidak ada darah obat dimasukkan perlahan-lahan
4)            Setelah obat masuk semua jarum dicabut dengan cepat. Bekas tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.

3)    Menganalisis Tindakan Keperawatan
A. Kelebihan :
1.      Pada saat observasi, perawat melakukan pengaturan dosis obat, sedangkan pada teori tidak dicantumkan tentang pengaturan dosis tersebut.
B. Kekurangan :
1. Tidak ada kekurangan. Karena antara hasil observasi yang diperoleh sudah sesuai dengan teori yang ada.


4)    Masalah yang dihadapi ruangan dalam melakukan tindakan
1.      Alat-alatnya terbatas dan harus disterilkan terlebih dahulu, sehingga pasien sering mendapat keterlambatan dalam pelayanan.
2.      Kurangnya persediaaan handscoon. Sehingga dokter dan perawat sering tidak menggunakan handscoon.
3.      Ketika menghubungi dokter, sering terjadi gangguan komunikasi.maka dari itu dokter sering datang terlambat ke ruangan dan salah informasi.
5)    Kesan dan Pesan dari Kepala ruangan
                  Setelah kami selesai melakukan observasi di ruangan mawar RSUP Sanglah, ada beberapa kesan dan pesan yang disampaikan kepada kami oleh kepala ruangan yaitu:
·         Kesan :
1.         Selama kami melakukan observasi tindakan yang dilakukan sudah menunjukkan sikap yang sopan, santun dan ramah.
2.         Aktif bertanya pada beberapa perawat.
3.         Aktif dan tanggap mengikuti perawat saat melakukan tindakan.

·         Pesan :

1.         Meningkatkan penguasaan bahasa asing untuk menghadapi globalisasi.
2.         Jangan mudah putus asa dan sabar dalam menghadapi masalah dalam rumah sakit.
3.         Jika menemukan kesulitan jangan pernah malu bertanya pada perawat senior.




BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan :
            Dari hasil observasi di ruangan Mawar RSUP Sanglah Denpasar  pada Rabu, 02 Februari 2011, dapat kami simpulkan bahwa Ruang mawar merupakan ruangan yang dikhususkan untuk para pasien  neorologi atau saraf. Namun karena keterbatasan ruangan dan banyaknya jumlah pasien maka Ruang Mawar tidak hanya menangani pasien Neurologi, tetapi ada juga beberapa pasien non Neurologi.
Kami juga dapat menyimpulkan bahwa teori yang diterapkan pada tindakan - tindakan keperawatan banyak memiliki perbedaan dengan SOP. Dimana sama seperti ruangan - ruangan lain RSUP Sanglah, ruang mawar juga memiliki kekurangan dan kelebihan.

B.       Saran – Saran
Sebagai perawat pemula jadikanlah observasi sebagai sebuah tambahan wawasan dan sebagai bekal untuk ke depan dalam melakukan praktik selanjutnya. Dalam melakukan observasi seharusnya data yang diperoleh sesuai dengan hasil wawancara dan fakta yang kita lihat.
Sebagai seorang perawat, kita harus bisa berpikir dan bertindak secara teliti dalam menganilisa setiap tindakan. Setiap tindakan yang kita lakukan harus selalu berpedoman pada standar yang berlaku.




DAFTAR PUSTAKA
Kusnanto.2004.Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.Jakarta: EGC.
Nursalam.2009.Manajemen Keperawatan :Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.Jakarta: Salemba Medika.
Potter&Perry.2005.Fundamental Keperawatan edisi 2.Jakarta:EGC.
Tim Depkes RI & WHO.1991.Prosedur Perawatan Dasar.Jakarta : Depkes RI.

0 komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya teman - teman, untuk menjadikan blog ini semakin berkualitas dan bermanfaat. Terima Kasih :)

Daftar Isi Blog